2.03.2010

Berpikir Kemungkinan Sukses


Berpikir kemungkinan sukses dapat juga dilakukan melalui pendekatan religius


Saya sependapat dengan Gerry Robert, penulis buku "The Millionaire Mindset", bahwa kita sebaiknya setiap saat untuk selalu berpikir kemungkinan sukses atau successibility thinking. Jadi, kita tidak hanya cukup berpikiran positif saja seperti yang dikatakan Norman Vincent Peale. Dan, saya kira, kita pun juga tidak hanya cukup sekadar possibility thinking seperti yang disarankan Robert Schuller.

Mengapa demikian? Sebab, dengan selalu berpikir kemungkinan sukses kita akan lebih bersikap mawas diri. Tindakantindakan yang kita bangun cenderung penuh dengan kepercayaan dan keyakinan diri. Bahkan, kita akan lebih memiliki perspektif jauh ke depan. Tegasnya, berpikir kemungkinan sukses itu sama halnya dengan sukses (success) ditambah kemungkinan (possibility ).


Bill Gates (44 tahun), tanpa dia terbiasa successibility thinking,tentu tidak mungkin berani mendirikan perusahaan Microsoft. Padahal saat itu, dia masih berusia 19 tahun.


Di perusahaan komputer itu, dia angkat dirinya bukan hanya sebagai direktur, atau manajer, tapi lebih dari itu, sebagai Presiden Direktur. Jabatan itu dipegangnya selama 25 tahun. Dan memang, pada akhirnya, ia membuktikan, bahwa bisnisnya mampu meraih sukses yang luar biasa, dan banyak dikagumi orang. Kini, namanya tercatat orang terkaya di dunia.

Dalam kaitan inilah, mungkin saja Anda akan bertanya. Sesungguhnya, seseorang itu, apakah untuk mendirikan perusahaan juga harus successibility thinking? Ataukah kita harus memiliki rasa percaya diri dulu atau sebaliknya? Kalau saya pribadi berpendapat, seseorang itu harus berpikir kemungkinan sukses dulu atau succesibility thinking, untuk mendirikan perusahaan, barulah kita memiliki rasa percaya diri.

Katakanlah, jika ada peluang bisnis, dengan kita berpikir kemungkinan sukses dulu, akan membuat kita memiliki keberanian membuat perusahaan berupa CV, PT, atau Lembaga. Kita tinggal datang ke notaris, kita bisa mengangkat diri kita menjadi direktur pada perusahaan yang kita dirikan. Itu sama saja kita sudah berpikir kemungkinan sukses.

Di dalam melakukan kegiatan bisnis, kita dapat mendeklarasikan berpikir kemungkinan sukses setiap hari, dengan sesuatu yang diyakini, yang kita anggap dapat merubah diri kita. Misalnya hari ini, kita mendeklarasikan bahwa kata favorit saya adalah "mungkin".

Saya percaya, pada apa yang mungkin. Saya melihat kemungkinan-kemungkinan di mana-mana. Saya memfokuskan pada apa yang benar, terang, dan indah. Saya melihat yang terbaik dalam setiap situasi, dan dalam setiap orang.

Dan, pada hari berikutnya, kita bisa saja mendeklarasikan, bahwa "saya orang yang bersemangat". saya percaya, saya sukses karena saya ditakdirkan untuk sukses. Saya menolak hal-hal yang tidak baik. Saya bersemangat tentang diri saya dan potensi saya. Deklarasi semacam ini setiap harinya bisa berganti-ganti sesuai dengan yang kita kehendaki.

Selain kita menggunakan model pendekatan deklarasi berpikir kemungkinan sukses di dalam bisnis setiap hari, kita juga dapat melakukan model pendekatan religius, misalnya dengan melakukan dzikir dalam hati, yang juga bisa kita lakukan kapan saja, dan dimana saja. Saya yakin, hal itu semua akan menjadikan kita lebih mudah meraih sukses. Bahkan, bisnis yang kita jalankan juga akan lebih berpeluang berkembang.

Memang, semua itu membutuhkan kemauan keras. Maka, bila kita berkeinginan menjadikan diri kita untuk selalu berpikir kemungkinan sukses, bisa saja kita memprogram ulang diri kita sendiri, dengan jalan kita menyediakan waktu untuk selalu berpikir kemungkinan sukses. Mau dicoba?


Referensi: Dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment