1.20.2010

Prospek Bisnis Ayam Pedaging


Krisis ekonomi yang menghantam Indonesia sejak tahu 1997 membuat perekonomian lumpuh, terutama bisnis dalam skala besar. Yang mampu bertahan dan justru berjaya adalah bisnis dalam skala kecil. Bisa berupa bisnis toko kelontong, warung makan/minum, kios BBM, pertanian ataupun peternakan.

Gampang-gampang susah membuat bisnis dalam skala kecil. Sangat banyak orang yang ingin membuka bisnis, tetapi ketika dua atau tiga kali panen dan gagal, lalu berhenti. Atau mengurungkan niatnya karena takut gagal. Bagaimana agar bisnis Anda tidak gagal? Bagaimana memulai bisnis Anda?


Yang pertama harus Anda lakukan adalah membuat perencanaan bisnis yang matang. Perencanaan yang matang adalah terutama hasil dari analisa pasar: berapa calon pembeli, berapa yang bisa diserap pasar, pemilihan lokasi usaha, kemana peluang pemasaran, apa kendalan pemasaran, transportasi bagaimana dan lainnya. Buatlah perencanaan dalam jangka pendek (setahun), jangka menengah (3-5 tahun) dan jangka panjang (6-25 tahun). Dan jangan lupa, awasilah rencana Anda tersebut.

Kedua, jika pertama gagal, jangan lalu berhenti. Coba lagi sambil mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Mungkin dalam jangka pendek rugi, tapi dalam jangka panjang akan untung berlipat ganda.

Berikut ini pengalaman Kristian Demong, seorang peternak ayam pedaging di kawasan Siantan Hulu, Kota Pontianak mengelola usaha peternakan ayamnya. Modal/investasi awal yang dibutuhkan Demong memulai peternakan ayam adalah sebagai berikut.
1. Sewa tanah 0,5 hektar Rp.1.000.000 per tahun.
2. Pembuatan kandang berukuran 8 X 20 meter Rp.10.000.000,- (muat 2.000 ekor).
Bahan untuk pembuatan kandang adalah atap daun, tiang-tiang kayu cerucuk, lantai kayu reng, dinding reng, paku; serta perlengkapan seperi galon air berbagai ukuran, lampu listrik, tempat makanan ayam, terpal, kompor 6 buah. Kandang bisa dipakai 3 tahun. Pertahun umumnya bisa 8 kali panen. Artinya investasi untuk membuat kandang diperhitungkan untuk masa ternak 24 kali (8 x 3 tahun).
3. Pembuatan pondok sederhana untuk karyawan/tempat menunggu Rp.500.000,-
4. Pembelian 2.000 ekor bibit X @Rp.3.000,- = Rp.6.000.000,-
5. Pakan (untuk 2.000 ekor selama 28 hari): 3.800 kg (76 karung @50 kg) X Rp.3.000,- = Rp.11.400.000,-
6. Obat-obatan, vitamin: Rp.300 X 2.000 ekor= Rp.600.000,-
7. Minyak tanah (untuk kompor pemanas): 140 liter X Rp.1.200,- = Rp.46.800,-
8. Rekening listrik Rp.160.000-,
9. Tempayan air (gentong): 2 buah X Rp.75.000,- = Rp.150.000,-
10. Upah karyawan: 2 orang X Rp.300.000,- (kerja 3 jam perhari) = Rp.600.000,-
11. Serbuk (untuk alas agar tidak dingin): 40 karung X Rp.1.000,- = Rp.40.000,-
12. Biaya operasional (konsumsi penjaga,dll) Rp.600.000 per bulan.
Total modal awal dan biaya pertama untuk beternak ayam pedaging adalah Rp.31.109.800,-

Berapa besar keuntungan kotor? Keuntungan adalah pendapatan dikurangi biaya produksi. Dari 2.000 ekor tersebut, biasanya 10% mati. Artinya tinggal 1.800 ekor yang bisa dijual. Ayam umumnya dijual jika berumur 26-28 hari dengan berat rata-rata 1,25 kg per ekor. Artinya 1.800 ekor dikalikan 1,125 kg; maka didapat 2.250 kg ayam setiap kali panen.

Pada bulan Agustus 2004 di Kota Pontianak harga ayam pedaging di pasar (yang sudah bersih) Rp.16.000 perkilogram; sedangkan harga jual di kandang (masih hidup) Rp.10.500 perkilogram. Artinya ketika dijual mendapatkan pemasukan Rp.10.500 X 2.250 kg = Rp.23.625.000,-

Pada panen perdana akan mengalami kerugian Rp.7.471.800-, Tenang, bisnis ayam pedaging Anda tidak akan mati. Keuntungan baru akan diperoleh setelah tiga tahun (24 kali panen) dan tergantung banyak sedikitnya ayam yang Anda pelihara.

Keuntungan

Menurut Demong, pada tahun pertama memang mengalami kerugian. Tapi tahun berikutnya baru mulai untung. Mengapa demikian? Karena awalnya modal/investasi digunakan untuk pembuatan kandang dan peralatannya, gentong air, sewa tanah, pondok dan lainnya. Apalagi jika Anda sendiri yang menjadi karyawan, maka sebagian dana untuk membayar upah karyawan bisa dikurangi.

Berikut perhitungannya. Dalam setahun 8 kali panen, dipotong panen perdana masih ada tujuh kali lagi. Pada masa ternak kedua sampai kedelapan, biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
1. Pembelian 2.000 ekor bibit X @Rp3.000 = Rp.6.000.000,-
2. Pakan (untuk 2.000 ekor selama 28 hari): 3.800 kg (76 karung @50 kg) X Rp.3.000,- = Rp.11.400.000,-
3. Obat-obatan, vitamin: Rp.300,- X 2.000 ekor = Rp.600.000,-
4. Minyak tanah (untuk kompor pemanas):140 liter X Rp.1.200,- = Rp.46.800,-
5. Rekening listrik Rp.160.000,-
6. Biaya operasional (konsumsi penjaga,dll) Rp.600.000,- per bulan.
Total biaya Rp.18.806.800,-

Jika dikalikan tujuh kali maka Rp.131.647.600-,. Total pendapatan yang diperoleh adalah Rp.23.625.000 X 7 = Rp.165.375.000-,. Maka keuntungan setelah setahun atau delapan kali panen Rp.33.727.400-,. Artinya pada bulan kesembilan sudah ada keuntungan bersih Rp.14.920.600-, Yakni Rp.33.727.400-, dipotong biaya operasional ternak baru Rp.18.806.800.

Jika dilakukan selama 3 tahun, maka perhitungan untung ruginya sebagai berikut.
1. Sewa tanah: 0,5 ha X Rp.1 juta X 3 tahun = Rp.3.000.000,-
2. Pembuatan kandang berukuran 8 X 20 meter = Rp.10 .000.000,-
3. Pembuatan pondok: Rp.500.000,-
4. Pembelian bibit: 2.000 ekor bibit X @Rp3.000 X 24= Rp.144.000.000,-
5. Pakan: 3.800 kg X 24 X Rp.3.000,- = Rp.273.600.000,-
6. Obat-obatan, vitamin: Rp.300,- X 2.000 ekor X 24 = Rp.14.400.000,-
7. Minyak tanah: 140 liter X Rp.1.200,- X 24 = Rp.1.123.200,-
8. Rekening listrik: Rp.160.000,- X 24 = Rp.3.840.000,-
9. Tempayan air: 2 buah X Rp.75.000,- = Rp.150.000,-
10. Upah karyawan: 2 orang X Rp.300.000,- X 36 bulan = Rp.21.600.000,-
11. Serbuk kayu: 40 karung X Rp1.000,- X 3 = Rp.120.000,-
12. Biaya operasional: Rp.600.000,- X 36 bulan= Rp.21.600.000,-

Total biaya selama 3 tahun (36 bulan) dengan masa ternak 24 kali adalah Rp.493.933.200-,. Sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp.23.625.000-,X 24 panen= Rp. 567.000.000-,. Keuntungan yang akan diperoleh setalah 24 kali masa ternak adalah Rp.73.066.800-,.Jika dibagi 3 tahun maka rata-rata keuntungan pertahun Rp.24.355.600. Keuntungan tiap masa ternak (24 kali) Rp.3.044.450-,.

Beternak ayam tergolong bisnis yang menguntungkan. Kata orang dagang, bisnis ayam pedaging ini "dagang duduk". Maksudnya, kita tidak perlu report ke sana kemari mencari bibit, mencari pakan dan menjual. Kalau di daerah perkotaan, angkat telpon saja maka ayam akan diambil; bibit dan pakan akan diantar.

Menurut Demong, ia tidak pernah kesulitan menjual ayamnya. "Pasar ayam pedaging masih terbuka lebar," papar lajang asal Sungai Ayak, Kabupaten Sanggau ini ketika ditemui KR di peternakan ayamnya.

Pekerjaan yang berat dan beresiko tinggi hanya ketika ayam berumur 1-10 hari. Karena harus dikontrol siang malan. Minimal pagi, siang, sore, tengah malam dan dini hari. Setelah berumur diatas 10 hari cukup dikontrol pagi, siang sore dan tengah malam.

Nah, jika ada rencana dan modal terkumpul, mengapa tidak memulai bisnis Anda?

Dari berbagai sumber
catatan : Perhitungan diatas adalah asumsi perhitungan pada tahun 2005

No comments:

Post a Comment